RumahCom – Sepanjang enam bulan pertama 2014, terjadi penurunan
penjualan rumah di Bekasi. Analis mengungkapkan, penurunan penjualan
unit rumah ini tak hanya terjadi di Bekasi saja, tetapi juga di
Tangerang.
Hasil survei lembaga riset properti Cushman & Wakefield Indonesia mengatakan, selama semester I-2014, rata-rata penjualan rumah di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menurun. Dengan penjualan rata-rata 100 unit per bulan per perumahan, maka telah terjadi penurunan 24 unit jika dibandingkan penjualan di periode yang sama tahun lalu.
Tingkat penjualan rumah di Bekasi tercatat 14 unit per bulan, atau berkurang sebanyak 19 unit dibandingkan pada semester I-2013. Sementara itu, di Tangerang aktivitas penjualan juga berkurang sebanyak 15 unit per bulan, 24% lebih rendah dibanding semester II-2013. Meski demikian, Tangerang tetap tercatat sebagai wilayah yang paling aktif dalam pembangunan rumah.
Arief Raharjo, Head of Research Cushman & Wakefield mengatakan, penurunan penjualan itu ada kaitannya dengan kebijakan suku bunga. “Implementasi kenaikan suku bunga dan uang muka mempengaruhi penurunan penjualan ini,” kata Arief saat pemaparan hasil survei pasar perumahan Jabodetabek Semester I-2014 di Jakarta, hari ini (14/10).
Ditambahkannya, ketidakstabilan makroekonomi akibat adanya isu politik secara tidak langsung juga memengaruhi kinerja penjualan di Jabodetabek.
Hasil survei lembaga riset properti Cushman & Wakefield Indonesia mengatakan, selama semester I-2014, rata-rata penjualan rumah di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menurun. Dengan penjualan rata-rata 100 unit per bulan per perumahan, maka telah terjadi penurunan 24 unit jika dibandingkan penjualan di periode yang sama tahun lalu.
Tingkat penjualan rumah di Bekasi tercatat 14 unit per bulan, atau berkurang sebanyak 19 unit dibandingkan pada semester I-2013. Sementara itu, di Tangerang aktivitas penjualan juga berkurang sebanyak 15 unit per bulan, 24% lebih rendah dibanding semester II-2013. Meski demikian, Tangerang tetap tercatat sebagai wilayah yang paling aktif dalam pembangunan rumah.
Arief Raharjo, Head of Research Cushman & Wakefield mengatakan, penurunan penjualan itu ada kaitannya dengan kebijakan suku bunga. “Implementasi kenaikan suku bunga dan uang muka mempengaruhi penurunan penjualan ini,” kata Arief saat pemaparan hasil survei pasar perumahan Jabodetabek Semester I-2014 di Jakarta, hari ini (14/10).
Ditambahkannya, ketidakstabilan makroekonomi akibat adanya isu politik secara tidak langsung juga memengaruhi kinerja penjualan di Jabodetabek.
0 comments:
Post a Comment